Aceng Gitaris Tanpa Tangan dan bisa mengendarai sepeda motor dan juga mobil; Tanpa tangan bukan berarti tak berkemampuan. Alfenta Aceng Dani Setiawan (30) membuktikan hal itu. Mulai dari menyetir mobil, main gitar, drum, merokok dan apa saja dilakukan dengan kaki. Semua aktivitas dilakukannya seperti manusia normal.
Untuk menyetir mobil misalnya, mulai dari membuka pintu, menginjak pedal, memutar kunci, memasukkan gigi porsneling, memegang kemudi, seluruhnya dilakukan dengan kaki. Sungguh menakjubkan. Kemampuan menyetir mobil, Aceng kuasai sejak tahun 2002, setelah sebulan belajar. Jarak menyetir terjauh yang pernah dilaluinya hingga kini adalah dari Solo menuju Wonosobo, Jawa Tengah.
Namun, kemampuannya ini tak membuat pria beranak satu ini dengan mudah mendapatkan Surat Ijin Mengemudi atau SIM. Namun, justru motivasi untuk mendapat SIM itulah yang membuatnya ingin mencetak rekor. Di daerahnya, acing juga dikenal sebagai seniman. Main drum. Bahkan sambil menyanyikan lagu Radja, kedua kakinya memetik gitar. Dengan lincah kaki kirinya memainkan grip, sementara kaki kanannya memainkan melodi.
Artinya, keterbatasan tidak akan menghalangi seseorang untuk berkreasi dan hidup mandiri. Keterbatasan hanyalah sebuah hambatan sesaat.
WALAUPUN tidak memiliki dua tangan sejak lahir, Aceng Dani Setyawan (35), mempunyai keahlian yang jarang dimiliki oleh orang biasa. Keahlian bapak satu anak dari Dusun Sayangan, Kelurahan Wonoroto, Kecamatan Watumalang, Wonosobo itu, diperolehnya secara otodidak.
Ia bisa memainkan sejumlah alat musik seperti gitar, drum, keybord dan lainnya, tanpa menggunakan tangan. Semuanya dilakukan dengan kedua kakinya.
Keahlian lainnya ia bisa mengendarai sepeda motor dan juga mobil.
Keahlian tersebut telah berkali- kali ditunjukkan pria kelahiran Punthuk, Kecamatan Wonosobo itu. Kini ia akan kembali menunjukkan kemampuannya dengan mengendarai mobil dari Wonosobo ke Istana Negara di Jakarta.
Tak tanggung-tanggung jarak yang akan ditempuh sekitar 850 km. Rute yang akan dilalui adalah Wonosobo, Borobudur, Jawa Barat, Banten dan Jakarta.
"Kegiatan ini akan saya laksanakan pertengahan Agustus tahun ini dan rencananya akan memecahkan rekor Muri. Kegiatan ini didukung oleh sponsor dan pemkab. Jarak yang akan ditempuh sekitar 850 km, melalui empat provinsi, 36 kabupaten dan 38 kota. Saya akan mengendarai mobil dengan kedua kaki saya karena tidak memiliki dua tangan, " kata Aceng ketika ditemui Wawasan di pendapa kabupaten, kemarin (13/8).
Rencananya, di setiap kota yang dilintasi, Aceng akan berhenti dan menunjukkan kemahirannya dalam memainkan alat musik. Aceng mengaku optimis karena selama ini ia terus berlatih dengan baik.
Otodidak
"Kemampuan bermain musik dan menyetir mobil saya peroleh secara otodidak. Saya siap mengendarai mobil dari Wonosobo-Jakarta, Karena tahun 2006 lalu saya sudah mencoba menyetir mobil dari Wonosobo- Solo pulang pergi. Mobil yang digunakan mobil biasa, bukan yang khusus untuk orang cacat," ujarnya.
Menurut suami Ny Irawati ini, walaupun tidak memiliki dua tangan ia tidak akan mengalami kesulitan mengendarai mobil. Teknisnya, kaki kanan akan memegang setir dan persneleng. Sedang kaki kirinya khusus memegang peralatan kendaraan yang ada di bawah, seperti gas, rem dan kopling.
Aceng mengaku apa yang dilakukannya untuk menunjukkan kepada publik bahwa orang defabel atau cacat fisik mempunyai keahlian. Ia berharap kaum defabel tidak harus tersingkir dan bisa hidup dengan masyarakat umum. Ia bertekad melalui kerja nyata bisa menaikan harkat para penyandang cacat.
Untuk menyetir mobil misalnya, mulai dari membuka pintu, menginjak pedal, memutar kunci, memasukkan gigi porsneling, memegang kemudi, seluruhnya dilakukan dengan kaki. Sungguh menakjubkan. Kemampuan menyetir mobil, Aceng kuasai sejak tahun 2002, setelah sebulan belajar. Jarak menyetir terjauh yang pernah dilaluinya hingga kini adalah dari Solo menuju Wonosobo, Jawa Tengah.
Namun, kemampuannya ini tak membuat pria beranak satu ini dengan mudah mendapatkan Surat Ijin Mengemudi atau SIM. Namun, justru motivasi untuk mendapat SIM itulah yang membuatnya ingin mencetak rekor. Di daerahnya, acing juga dikenal sebagai seniman. Main drum. Bahkan sambil menyanyikan lagu Radja, kedua kakinya memetik gitar. Dengan lincah kaki kirinya memainkan grip, sementara kaki kanannya memainkan melodi.
Artinya, keterbatasan tidak akan menghalangi seseorang untuk berkreasi dan hidup mandiri. Keterbatasan hanyalah sebuah hambatan sesaat.
WALAUPUN tidak memiliki dua tangan sejak lahir, Aceng Dani Setyawan (35), mempunyai keahlian yang jarang dimiliki oleh orang biasa. Keahlian bapak satu anak dari Dusun Sayangan, Kelurahan Wonoroto, Kecamatan Watumalang, Wonosobo itu, diperolehnya secara otodidak.
Ia bisa memainkan sejumlah alat musik seperti gitar, drum, keybord dan lainnya, tanpa menggunakan tangan. Semuanya dilakukan dengan kedua kakinya.
Keahlian lainnya ia bisa mengendarai sepeda motor dan juga mobil.
Keahlian tersebut telah berkali- kali ditunjukkan pria kelahiran Punthuk, Kecamatan Wonosobo itu. Kini ia akan kembali menunjukkan kemampuannya dengan mengendarai mobil dari Wonosobo ke Istana Negara di Jakarta.
Tak tanggung-tanggung jarak yang akan ditempuh sekitar 850 km. Rute yang akan dilalui adalah Wonosobo, Borobudur, Jawa Barat, Banten dan Jakarta.
"Kegiatan ini akan saya laksanakan pertengahan Agustus tahun ini dan rencananya akan memecahkan rekor Muri. Kegiatan ini didukung oleh sponsor dan pemkab. Jarak yang akan ditempuh sekitar 850 km, melalui empat provinsi, 36 kabupaten dan 38 kota. Saya akan mengendarai mobil dengan kedua kaki saya karena tidak memiliki dua tangan, " kata Aceng ketika ditemui Wawasan di pendapa kabupaten, kemarin (13/8).
Rencananya, di setiap kota yang dilintasi, Aceng akan berhenti dan menunjukkan kemahirannya dalam memainkan alat musik. Aceng mengaku optimis karena selama ini ia terus berlatih dengan baik.
Otodidak
"Kemampuan bermain musik dan menyetir mobil saya peroleh secara otodidak. Saya siap mengendarai mobil dari Wonosobo-Jakarta, Karena tahun 2006 lalu saya sudah mencoba menyetir mobil dari Wonosobo- Solo pulang pergi. Mobil yang digunakan mobil biasa, bukan yang khusus untuk orang cacat," ujarnya.
Menurut suami Ny Irawati ini, walaupun tidak memiliki dua tangan ia tidak akan mengalami kesulitan mengendarai mobil. Teknisnya, kaki kanan akan memegang setir dan persneleng. Sedang kaki kirinya khusus memegang peralatan kendaraan yang ada di bawah, seperti gas, rem dan kopling.
Aceng mengaku apa yang dilakukannya untuk menunjukkan kepada publik bahwa orang defabel atau cacat fisik mempunyai keahlian. Ia berharap kaum defabel tidak harus tersingkir dan bisa hidup dengan masyarakat umum. Ia bertekad melalui kerja nyata bisa menaikan harkat para penyandang cacat.
0 komentar